Nilai Rupiah Meningkat Seiring Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS
Ilustrasi uang rupiah (Foto dari Antara)

Bagikan:

Jakarta- Kamis pagi, 22 April, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta meningkat. Peningkatan terjadi sejalan dengan merosotnya imbal hasil (yield) pengunduran Amerika Serikat (AS).

Nilai rupiah menanjak pada pukul 10.13 WIB. Peningkatan angka mencapai 10 poin atau 0,07 persen yang mengantarnya ke posisi Rp14.520 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan nilai rupiah yakni Rp14.530 per dolar AS.

"Sentimen positif datang dari pemerintah AS jangka waktu 10 tahun yang terkoreksi dalam perdagangan kemarin. Saat ini bergerak di kisaran 1,53 persen," tutur Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Uang, di Jakarta, Kamis, 22 April.

Menguatnya Indeks Saham Eropa dan AS Memberikan Sentimen Positif

Pada penutupan sebelumnya berada di peringkat 1,564 persen. Sementara imbal hasil pengunduran AS tenor 10 tahun mengalami penurunan karena hanya mencapai level 1.536 persen.

Sedangkan indeks dolar yang mengukur kekuatan terhadap mata uang lainnya berada di posisi 91,04, turun dibandingkan penutupan sebelumnya 91,16.

Selain itu, lanjut Ariston, menguatnya indeks saham Eropa dan AS pada perdagangan kemarin juga memberikan sentimen positif.

"Penguatan indeks disebabkan karena bagusnya laporan tahap-perusahaan yang tercatat," ujar Ariston.

Hari ini investor akan mencermati data klaim pengangguran dari departeman tenaga kerja AS dan data penjualan rumah AS.

Hari Rabu Rupiah Melemah 0,22 Persen

Sebelumnya rupiah kemarin terkoreksi dipicu melonjaknya permintaan aset yang aman di tengah pasar terhadap melonjaknya kasus COVID-19 secara global.

Pada Rabu (21/4) lalu rupiah melemah 32 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.530 per dolar AS dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.498 per dolar AS.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI