JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), Pemerintah Kota Jakarta Utara menggelar simulasi tata cara evakuasi bencana gempa bumi di Posko Taruna Siaga Bencana (Tagana), Koja, Senin, 26 April.
Ketua Tagana Suku Dinas Sosial Kota Jakarta Utara Rohman menjelaskan, simulasi tersebut dipilih karena Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa DKI Jakarta berpotensi bencana gempa bumi.
BACA JUGA:
"Selama ini memang gempa jarang terjadi di DKI Jakarta, tapi BKMG memprediksi akan terjadi gempa. Simulasi ini memberikan pengertian bahwa masyarakat jangan panik apabila terjadi gempa justru sebaliknya harus siap siaga," kata Rohman, dilansir dari Antara, Senin.
Oleh karena itu, simulasi dibuat dengan penekanan pada tata cara evakuasi diri sendiri saat bencana gempa berlangsung.
Tahap-tahap Evakuasi Bencana Gempa Bumi
Simulasi diikuti oleh 13 petugas gabungan Tagana dan Petugas Sosial Kesiapsiagaan Bencana (PSKB).
Dimulai dari adanya pemberitahuan kepada peserta tentang cara melakukan penyelamatan mandiri ketika sirene tanda gempa telah berbunyi di dalam gedung berlantai tinggi.
Hal terpenting adalah melindungi sisi kepala mengenakan barang-barang di sekitar yang mampu menahan runtuhan benda keras, termasuk berlindung di kolong meja kayu. Jika tak ada, peserta harus melindungi kepala dengan tangan sambil bersandar di sisi tembok agar tidak tertimpa runtuhan dari atas. Mereka juga harus menghindari posisi tengah ruangan.
Setelah gempa reda, peserta diarahkan untuk turun gedung menuju titik kumpul lewat tangga darurat. Kepala tetap dilindungi sampai tiba di titik aman. Setelah itu peserta diarahkan untuk menjauhi gedung agar tak tertimpa gedung rubuh.
Dalam simulasi tersebut, petugas juga ikut mengecek peralatan kesiapsiagaan bencana yang akan digunakan saat bencana terjadi di Jakarta Utara.
Selain terkait simulasi evakuasi bencana gempa bumi, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.