China Menabur Pinjaman ke Negara Amerika Latin untuk Vaksin COVID-19
Ilustrasi (Pixabay/Leo2014)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri China Wang Yi mengumumkan, akan memberi pinjaman dana 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk atasi COVID-19. Salah satunya untuk vaksin. Wacana tersebut telah dibahas pada rapat video konferensi Rabu kemarin.

"Menlu China mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan di negaranya akan bermanfaat secara publik dan dapat diakses secara universal. negaranya akan menetapkan pinjaman sebesar 1 miliar dolar AS untuk mendukung akses vaksin bagi negara-negara di kawasan itu (Amerika Latin dan Karibia)," menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Meksiko.

Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador berterima kasih atas tawaran China. "Anda ingat, saya memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya di telepon. Kami memintanya untuk dukungan peralatan medis, ada banyak penerbangan bantuan datang dari China," katanya.

Seperti diwartakan CNN hari ini, pertemuan virtual itu dipimpin Menlu Meksiko Marcelo Ebrard dan Menlu China Wang Yi. Sementara negara-negara yang turut serta di antaranya Argentina, Barbados, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Republik Dominika, Ekuador, Panama, Peru, Trinidad dan Tobago, dan Uruguay.

Sebelumnya, juru bicara Kemenlu China Wang Wenbin mengatakan, selama pandemi, China dan negara-negara Amerika Latin dan Karibia memang sudah bekerja sama melawan COVID-19. Mereka bekerja praktis dan efektif demi kepentingan masyarakat. 

Wang Wenbin bilang pertemuan virtual itu bakal mengonsolidasikan konsensus bersama dalam memerangi pandemi, memperkuat kepercayaan politik dan menegakkan multilateralisme. Rapat itu juga diharapkan dapat membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama untuk daerah. 

Amerika Latin darurat COVID-19 

Amerika Latin menjadi pusat pandemi global pada akhir Mei. Menurut analisis Universitas Johns Hopkins pekan lalu, Amerika Latin dan Karibia mengalami lebih banyak kematian akibat COVID-19 daripada AS dan Kanada. 

Di Brasil, jumlah kasus COVID-19 tertinggi kedua di dunia setelah AS, dengan lebih dari 2,2 juta orang terinfeksi. Perusahaan China, Sinovac telah memulai uji coba vaksin Fase 3 di sana. 

Selain itu, Peru, Chile, dan Meksiko juga berada di sepuluh negara teratas untuk kasus yang dikonfirmasi. Sementara virus ini juga menyebar di Venezuela, di mana mereka juga khawatir akan sistem kesehatan negara yang lumpuh.

Respons pemerintah Amerika Latin terhadap pandemi memang berbeda-berbeda. Namun benang merah masalahnya serupa. Sebut saja soal tenaga kerja informal dan ketidaksetaraan ekonomi yang menjadi faktor penyebab penularan tinggi COVID-19. COVID-19 juga telah memperparah keretakan AS dan China, yang berulang kali mengecam China karena tanggapan awal terhadap virus yang dianggap tidak baik.