Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kerja sama bantu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ekspor ke 33 negara.

Target ekspor yang dipasang mencapai 18,84 dolar AS atau setara Rp306,6 triliun (asumsi kurs Rp16.278 per dolar AS).

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Sinergi Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM Siap Ekspor.

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya mengatakan, UMKM punya peran besar dalam perekonomian nasional.

Salah satu upaya yang dilakuka pemerintah agar UMKM bisa ekspor adalah dengan pendampingan penjajakan bisnis atau business matching melalui perwakilan perdagangan di 33 negara.

Roro berharap kerja sama ini juga mendapat dukungan dari perusahaan pelat untuk dapat meningkatkan nilai dari UMKM Indonesia.

“Memang business matching ini adalah kegiatan yang sering sekali kita lakukan. Setiap bulan kami menargetkan dari setiap perwakilan perdagangan kita di luar negeri. Harapannya melalui kerja sama ini dukungan dari perusahaan-perusahaan BUMN dapat mesejahterakan UMKM hingga kemudian bisa tembus ke pasar internasional,” tuturnya di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin, 24 Februari.

Roro bilang, Kemendag sendiri menargetkan ekspor UMKM di tahun ini bisa mencapai 18,84 dolar AS atau setara Rp306,6 triliun (asumsi kurs Rp16.278 per dolar AS).

“Kami mempunyai target ekspor untuk UMKM di 33 negara dan khususnya untuk di tahun 2025 ini sebesar 18,84 miliar dolar AS dengan harapan bahwa ini bisa meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 12,54 persen. Nah maka ini menjadi target kami dan harapannya melalui kolaborasi ini,” ujar Roro.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi sinergi dengan Kementerian Perdagangan, terutamanya untuk makin menjadikan UMKM Indonesia go global.

“Kerja sama dengan Kementerian Perdagangan akan membuat jaringan (network) UMKM kita kian berdaya saing dan go international,” katanya.

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengungkapkan bahwa selama ini BUMN menaruh pernatian kepada UMKM mulai dari fasilitasi pembiayaan hingga akses pasar. Termasuk program pembinaan UMKM.

Contohnya, sambung Tiko, program PaDi UMKM yang telah melahirkan 54.500 seller di 2024. Kemudian, 12.000 buyer dan 1,9 juta produk dengan total transaksi Rp58 triliun.

Tiko juga bilang pembinaan UMKM bisa ekspor beberapa dilakukan oleh perusahaan BUMN.

Dia pun berharap melalui kerja sama ini, misi dagang ke luar negeri dapat ditingkatkan.

“Jadi harapannya nanti selain di lokal juga kita bersama-sama melakukan misi-misi dagang di negara-negara tujuan ekspor ini,” tuturnya.